Cerita Rakyat Tana Luwu (Jilid 1)

Stok Habis
Gambar Produk 1
Rp 80.500
Ukuran: 17 x 24 cm
Kertas Isi: BookPaper bw
Jumlah: 100 hlm
Sampul: ArtPaper 230 gr
Buku ini berisi cerita rakyat yang ada di Tana Luwu. Tidak banyak lagi yang mengetahui cerita rakyat ini khususnya generasi muda. Buku ini sangat layak dijadikan referensi, utamanya terkait cerita rakyat di Tana Luwu.

***

Worongporong

Pada masa manurung ketika pintu langit belum ditutup, tersebutlah sebuah kisah tentang seorang pemuda yang bernama Borong. Pemuda tersebut berwajah tampan dan berkulit bersih. Tubuhnya tinggi kekar dan tegap. Raut wajahnya berwibawa.

Meski memiliki perawakan yang cukup sempurna, ia tidak sombong. Bahkan sebaliknya, ia adalah pemuda yang rajin dan sangat sabar. Ia hidup sendiri dengan damai di daerah pegunungan di sekitar daerah Bua yang masih merupakan daerah kekuasaan Kedatuan Luwu.

Di lingkungannya yang masih merupakan wilayah dari desa Tana Rigella, tak seorang pun yang mengetahui bahwa Borong adalah penghuni langit yang diturunkan menjadi manusia di bumi. Pada mulanya Borong adalah sebuah gugusan bintang di langit.

Pada suatu masa, ia meminta kepada Datu Patoto’, penguasa langit, untuk diturunkan ke dunia menjadi manusia. Setelah sekian lama memohon, akhirnya keinginan Borong pun dikabulkan.

Patoto’é berkenan menurunkan Borong ke dunia dalam batas waktu yang telah ditentukan. Adapun ketentuan lain yang harus ditaati adalah bahwa jika kelak tinggal di dunia, ia tak lupa untuk menengadahkan tangan ke langit. Borong juga diminta untuk tidak menampakkan tanda-tanda bahwa ia adalah salah satu penghuni langit. Selain itu, ia tidak boleh sembarang mengeluarkan kesaktiannya. Borong harus benar-benar menjadi manusia biasa sampai ia kembali ditarik ke langit. Dan yang terpenting adalah kesaktian yang dimilikinya tidak boleh ada manusia yang mengetahuinya apalagi melihatnya. Jika itu terjadi, maka ia pun harus ditarik kembali ke langit.

Dengan penuh kepatuhan Borong menyetujui semua ketentuan Datu Patoto’. Ia pun kemudian diturunkan ke bumi, di tengah hutan belantara di bukit Buntu Minyya’. Hutan belantara tersebut merupakan wilayah Kemaddikaan Bua. Daerah Bua merupakan wilayah yang digelari Ana’ Tellué bersama Baebunta dan Ponrang. Pimpinan daerah Bua dan Ponrang disebut Maddika (Maddika Bua dan Maddika Ponrang), sedangkan Baebunta disebut Makole Baebunta.

Saat tiba di bumi, Borong memulai hidupnya sebagai manusia biasa. Ia kemudian membangun rumah, membuka lahan untuk berkebun dan menanam berbagai macam tanaman yang dapat dimakan untuk menyambung hidup.

Sebagai seorang penghuni langit, pada mulanya ia menggunakan kesaktiannya untuk melakukan berbagai pekerjaan yang bagi manusia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya. Namun setelah para penduduk juga telah mulai banyak membuka lahan tidak jauh dari kebunnya, ia pun kembali bekerja seperti manusia biasa. Beberapa lama tinggal di dunia, Borong semakin merasa betah. Berbagai tanaman yang ditanamnya tumbuh subur. Tidak berapa lama beberapa tanamannya mulai berbunga dan berbuah. Sayur-sayuran yang ditanamnya tumbuh juga subur.

Setelah cukup waktunya, berbagai buah-buahan itu dijualnya ke pasar desa yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Karena kualitas buah-buahan dan sayur-sayuran yang dibawanya sangat bagus, maka tidak berapa lama semua dagangannya dengan cepat terjual habis.

Hampir setiap hari dia melakoni pekerjaan tersebut dengan tekun. Borong bahkan tak pernah mengeluh hidup sebagai manusia normal. Padahal ia bisa saja menggunakan segala kelebihannya untuk mempermudah pekerjaannya. Namun Borong benar-benar telah menikmati kehidupan di bumi yang memang begitu lama didambakannya.
...........

ORDER VIA CHAT

Produk : Cerita Rakyat Tana Luwu (Jilid 1)

Harga :

https://www.pustakasawerigading.com/2022/10/cerita-rakyat-tana-luwu-jilid-1.html

ORDER VIA MARKETPLACE

Diskusi