Perang Kota, Perlawanan Rakyat Luwu 23 Januari 1946

Gambar Produk 1
Rp 125.000
Ukuran: 14 x 20,5 cm
Kertas Isi: BookPaper bw
Jumlah: 170 hlm
Sampul: ArtPaper 230 gr
SYUKUR alhamdulillah, buku berjudul Perang Kota, Perlawanan Rakyat Luwu 23 Januari
1946 ini dapat terbit dan kini ada di tangan pembaca. Kehadiran buku ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah panjang perjuangan Rakyat Luwu melawan dan mengusir penjajah dari Tana Luwu.

Luwu yang dikenal memiliki segudang kisah kepahlawanan menjadikan buku ini memiliki arti
tersendiri dalam perjalanan sejarah Luwu. Buku ini berusaha menghadirkan sebuah potret perjuangan rakyat Luwu dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dan harga diri rakyat Luwu.

23 Januari 1946 merupakan sebuah moment berharga yang menjadi titik balik Kebangkitan Rakyat Luwu yang ingin merdeka dan terbebas dari penjajahan. Karenanya, kehadiran buku ini diharapkan dapat menjadi oase bagi generasi muda untuk dapat lebih memaknai arti
perjuangan.

Sejarah Luwu bukanlah sejarah yang berjalan tanpa rel yang jelas. Semuanya dibangun oleh sebuah kesedaran sosio-histori-kultural yang kuat. Keterlibatan berbagai elemen masyarakat telah menjadikan perjuang rakyat Luwu menjadi jauh lebih bermakna. Olehnya itu,
seharusnyalah generasi muda dapat mengapreasiasi arti perjuangan ini dengan penuh kesadaran.

Sebagai penerbit yang konsisten dalam mengangkat berbagai hal tentang sejarah dan kebudayaan, khususnya di Sulawesi Selatan, Pustaka Sawerigading sangat mengapresiasi karya ini dan berupaya untuk menerbitkannya. Semoga dengan terbitnya buku ini, diharapkan mampu menjadi penguat dan tugu ingatan bersama (collective memories), khususnya bagi rakyat Luwu.

Selamat membaca!

***

ALHAMDULILLAH, puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan segala karuniaNya, sehingga buku Perang Kota, Perlawanan Rakyat Luwu 23 Januari 1946 ini dapat terbit dan kini ada di tangan pembaca. Kehadiran buku ini pada dasarnya merupakan keinginan untuk memotret secara spesifik perjalanan sejarah rakyat Luwu yang sangat heroik dari totalitas perjalanan sejarah bangsa Indonesia.

Berbicara mengenai Luwu, maka kita akan melihat sebuah perjalanan sejarah yang panjang dan begitu heroik. Salah satunya yakni Pertempuran 23 Januari 1946 yang merupakan titik balik dari kebangkitan rakyat Luwu yang tak ingin harga diri mereka terinjak-injak oleh penjajah.

Sejak penolakan terhadap kehadiran penjajah Belanda yang dilakukan sejak tahun 1905 oleh Datu Luwu, Andi Kambo, maka rakyat Luwu dengan tegas menyatakan akan senantiasa menjadi bagian penting dalam upaya untuk mengusir penjajah. Rakyat Luwu tak ingin harga diri mereka terus diinjak-injak. Mereka harus bangkit meski dalam situasi apapun.

Karenanya, peristiwa pertempuran 23 Januari 1946 menjadi momentum penting dalam perjalanan sejarah rakyat Luwu pasca diproklamasikannya Kemerdekaan Republik Indonesia. Moment ini menjadikan rakyat Luwu sadar akan pentingnya arti kemerdekaan.

Pertanyaannya kemudian adalah sejauhmana generasi kini mampu mengapresiasi dengan baik apa yang telah diperjuangkan oleh generasi sebelumnya? Pertanyaan ini mungkin hanya dianggap sesuatu yang tidak penting, terlebih jika mengingat arus globalisasi yang kian deras menghantam akar sejarah dan kebudayaan bangsa yang menjadikan generasi muda lebih mudah kehilangan kesadaran sejarah dan budayanya.

Olehnya itu, seharusnyalah momentum 23 Januari 1946 dapat dijadikan sebagai Tugu Ingatan Bersama (collective memories) agar generasi penerus dapat mengenang dan memaknai gelora semangat perjuangan para pendahulu dalam menjaga dan membangun harga diri bangsa.

***

Buku ini tentulah masih sangat jauh dari yang seharusnya. Masih begitu banyak hal yang harus digali dari perjalanan panjang sejarah Luwu. Buku ini hanya bagian kecil yang ingin mencoba memberi warna lain dari sejumlah buku sejarah yang pernah terbit yang berkaitan dengan sejarah Luwu.

Dengan terbitnya buku ini penulis ingin mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada Datu Luwu XL, Andi Maradang Mackulau, Walikota dan Wakil Walikota Palopo, Harisal A. Latief (Ketua DPRD Kota Palopo), Islamuddin (Wakil Ketua DPRD Kota Palopo) dan rekan-rekan anggota DPRD Kota Palopo, serta Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palopo (Reinaldy, SE, MM) atas segala bantuan moril dan materil selama penyusunan buku ini.

Tak lupa juga, yang lebih utama, penyusun ucapkan terima kasih dan sembah sujud kepada Ibunda Mahniar yang telah rela mengucurkan segala kasih sayangnya dalam membimbing penyusun untuk terus berbuat sesuatu yang positif selama mengarungi perjalanan di dunia ini. Adik-adik penulis Ferry Andryawan (almarhum), Waode Malasari, Waode Rahayu, serta teman-teman, yang senantiasa memberi perspektif yang baru dalam mencerna arti sebuah hubungan kemanusiaan.

Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman di Komunitas Sawerigading yang terus berupaya menghidupkan penerbitan di Tana Luwu melalui Pustaka Sawerigading, yang telah bersedia menerbitkan hasil penelusuran sederhana ini menjadi sebuah buku yang insya Allah akan bermanfaat bagi masyarakat.

Apa yang penulis lakukan tentulah masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya, penulis sangat berharap masukan yang membangun dari berbagai kalangan demi perbaikan buku ini. Semoga apa yang kita lakukan mendapat rahmat dari Allah SWT. Amin.

Palopo, Oktober 2009

IDWAR ANWAR

ORDER VIA CHAT

Produk : Perang Kota, Perlawanan Rakyat Luwu 23 Januari 1946

Harga :

https://www.pustakasawerigading.com/2022/10/perang-kota-perlawanan-rakyat-luwu-23-januari-1946.html

ORDER VIA MARKETPLACE

Diskusi