Sejarah dan Kebudayaan Luwu untuk Kelas 1 SMA/MA/SMK

Stok Habis
Gambar Produk 1
Rp 92.000
Ukuran: 17,6 x 25 cm
Kertas Isi: HVS bw
Jumlah: 134 hlm
Sampul: ArtPaper 230 gr
Cetakan I: 2010
ISBN: 978-602-95963-6-6
Buku ini berisi sejarah dan berbagai khazanah kebudayaan Tana Luwu yang mencakup 10 objek Pemajuan Kebudayaan: tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat dan olahraga tradisional. Buku ini merupakan Buku Muatan Lokal Sejarah dan Kebudayaan Tana Luwu yang pertama dan satu-satunya hingga saat ini di Tana Luwu yang diajarkan di sekolah sejak 2008 dari jenjang SD/MI, SMP/M.Ts dan SMA/MA/SMK.

***

SYUKUR alhamdulillah, atas kerunia Allah SWT, buku Sejarah dan Kebudayaan Luwu untuk Kelas 3 SMA/MA/SMK ini dapat terbit sebagaimana yang diharapkan. Kehadiran buku ini merupakan harapan yang sejak dulu muncul dalam benak penulis, mengingat kurangnya referensi mengenai Sejarah dan Kebudayaan Luwu yang dipelajari di sekolah-sekolah di seluruh Tana Luwu.

Luwu merupakan wilayah yang dalam kepercayaan masyarakat Bugis Kuno sebagai akar kebudayaan di jazirah Sulawesi dan beberapa daerah lainnya, khususnya di Sulawesi Selatan.

Oleh Masyarakat Luwu, berdasarkan cerita dalam Epos Galigo, Luwu diyakini sebagai tempat turunnya Batara Guru atau La Togeq Langiq yang dianggap sebagai tokoh yang membangun berbagai pranata di jazirah Sulawesi dan beberapa daerah lainnya, khususnya di Sulawesi Selatan.

Kitab Galigo merupakan salah satu bukti dari kemajuan peradaban Luwu di masa lalu. Disadari atau tidak, keagungan dan kearifan sejarah dan kebudayaan Luwu telah menjadi kekuatan tersendiri dalam menyerap dan mentransformasikan berbagai anasir kebudayaan dari luar yang kemudian berintegrasi dalam sebuah harmonisasi budaya.

Dengan demikian, kehadiran buku sederhana ini diharapkan dapat menjadi salah satu pendorong bagi pengembangan pembelajaran MULOK Sejarah dan Kebudayaan Luwu di kalangan siswa di seluruh sekolah di Tana Luwu.

Dengan terbitnya buku ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Datu Luwu, Bapak Walikota Palopo, Bupati Luwu, Bupati Luwu Utara dan Bupati Luwu Timur, serta seluruh narasumber yang telah memberikan dukungannya kepada penulis dalam menyelesaikan buku ini. Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari kesempurnaan.

Karenanya, kritik yang membangun dan saran sangat diharapkan demi perbaikan buku ini pada masa-masa mendatang. Semoga Tuhan YME senantiasa menyertai dan meridhai upaya ini. Amin.

Penulis

***

Berbicara mengenai Luwu, maka kita akan menemukan sebuah tatanan kebudayaan dan perjalanan sejarah yang begitu fantastik. Berdasarkan cerita dalam Sureq Galigo, di daerah inilah sebuah peradaban manusia dimulai, yakni dengan diturunkannya La Togeq Langiq, yang dikenal juga dengan nama Batara Guru. Ia adalah manusia pertama dalam dunia mitologi masyarakat Sulawesi Selatan. Benar atau tidaknya, namun hal ini telah menjadi bagian yang sulit untuk dipisahkan dalam konsepsi masyarakat pendukungnya.

Luwu yang berdiri berabad-abad lalu sebagai sebuah wilayah yang otonom (kerajaan), sampai saat ini masih menyimpan banyak kenangan yang bukan hanya tertoreh dalam wilayah kesadaran masyarakat Luwu, tapi juga bagi masyarakat yang telah menganggapnya sebagai bagian dalam diri mereka. Kitab Galigo merupakan salah satu bukti dari kemajuan peradaban Luwu di masa lalu.

Luwu sebagai sebuah wilayah yang otonom, sejak periode Galigo sampai pada periode Lontaraq, telah berperan penting dalam membangun tatanan masyarakat di beberapa wilayah. Berbagai wilayah, utamanya di Sulawesi Selatan bahkan kerap menghubungkan keturunannya atau keberadaan kerajaannya dengan Luwu.

Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa Luwu merupakan akar kebudayaan yang telah berintegrasi dalam wilayah kesadaran masyarakat pendukungnya. Disadari atau tidak, keagungan dan kearifan sejarah dan kebudayaan Luwu telah menjadi kekuatan tersendiri dalam menyerap dan mentransformasikan berbagai anasir kebudayaan dari luar yang kemudian berintegrasi dalam sebuah harmonisasi budaya.

Meski demikian, kekuatan tersebut dewasa ini telah mengalami reduksi struktural. Bahkan secara horisontal, sejarah terlebih kebudayaan Luwu terus teralienasi dari masyarakatnya sendiri. Kondisi ini semakin diperparah oleh adanya kecenderungan terjadinya proses politisasi sejarah dan kebudayaan. Hal ini tentunya juga akan menjadikan sejarah dan kebudayaan Luwu mengalami keterasingan dari pusat kesadaran masyarakat Luwu sendiri.

ORDER VIA CHAT

Produk : Sejarah dan Kebudayaan Luwu untuk Kelas 1 SMA/MA/SMK

Harga :

https://www.pustakasawerigading.com/2022/10/sejarah-dan-kebudayaan-luwu-untuk-kelas-1-sma-ma-smk.html

ORDER VIA MARKETPLACE

Diskusi